1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?
2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam KRISTUS YESUS (Fil 4:19)?
3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?
4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?
5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?
6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?
7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam KRISTUS selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?
8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika KRISTUS sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?
9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?
10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?
11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan KRISTUS telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?
12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam KRISTUS (Rom 8:1) ?
13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika YESUS berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?
14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa KRISTUS telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?
15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?
16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika KRISTUS telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?
17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?
18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)
19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?
20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan YESUS telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)
shared from :
http://forumkristen.com/komunitas/index.php?topic=1896.0
Transform This Blog Into Your Language
Senin, 13 September 2010
Sabtu, 11 September 2010
Saya Yang Melakukannya
Suatu hari ada seorang anak, panggil saja namanya Adi, yang sedang bermain ketapel. Dia mencoba untuk menembak buah mangga yang masih menggantung di atas pohon. Cukup lama dia mencoba untuk menjatuhkan buah mangga itu dengan ketapelnya, tapi dia selalu meleset. Dia kesal karena tembakannnya tidak ada yang tepat mengenai sasaran. Kemudian dia mengarahkan ketapelnya ke kandang ayam yang tidak jauh dari pohon mangga tersebut dan melepaskan tembakan. Ternyata tembakan tersebut tepat mengenai kepala seekor anak ayam yang sedang terpisah dari induknya. Anak ayam itupun mati seketika. Adi sangat ketakutan. Dia takut jika pemilik kandang ayam tersebut akan marah kepadanya. Dia pun mencoba untuk menghilangkan jejaknya dengan cara menimbun anak ayam itu dengan dedaunan. Setelah dia yakin tidak ada yang mengetahuinya, dia pergi meninggalkan anak ayam yang mati tersebut. Sejak kejadian tersebut, dia merasa bersalah dan hatinya tidak tenang.
Esok hari ketika istirahat sekolah, Adi pergi ke kantin sekolah. Di kantin, pundaknya ditepuk oleh temannya. Ternyata temannya mengetahui kejadian hari itu dan mencoba untuk memeras Adi dengan cara meminta traktir. Karena ketakutan, Adi pun tidak bisa menolak untuk menuruti keinginan temannnya itu. Beberapa hari diperlakukan seperti itu, Adi pun tidak tahan. Tapi untuk bilang ke pemilik ayam pun dia tidak berani.
Suatu hari Adi membolos sekolah dan memberanikan diri untuk pergi ke pemilik ayam dan mengakui apa yang telah dia lakukan, karena rasa bersalah itu semakin besar dan dia juga capek karena diperas terus oleh temannya. Di depan rumah pemilik ayam, dia mengetuk pintu. Ketika pintu dibuka, keluarlah pemilik ayam itu. "Ya nak, ada apa? Kok kamu tidak sekolah?" tanya pemilik ayam. "Tidak pak, saya mau ngomong soal ayam bapak". "Kenapa sama ayamnya bapak?" tanya pemilik ayam lagi. "Saya membunuh salah satu anak ayam bapak beberapa hari kemarin. Saya mau minta maaf pak karena sudah membunuh anak ayam bapak". Bapak pemilik ayam tersebut termenung cukup lama. Kemudian dia menjawab "Hmm, sebenarnya harga anak ayam tersebut cukup mahal, karena itu anak ayam bekisar yang cukup langka. Tapi bapak salut dengan keberanian kamu untuk mengakui kesalahan kamu. Jadi, bapak sudah melupakan kesalahan kamu itu. Kamu tidak perlu lagi menanggung masalah itu. Hanya saja, ketika bapak sudah memaafkan kamu, bukan berarti kamu boleh melakukan hal itu lagi. Mengerti kamu?". Adi pun menjawab, "Iya pak, saya mengerti". Setelah mengungkapkan hal itu, Adi menjadi lega dan dia tidak mempunyai beban lagi. Dia pun tidak takut kepada temannya yang mencoba memerasnya lagi.
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Esok hari ketika istirahat sekolah, Adi pergi ke kantin sekolah. Di kantin, pundaknya ditepuk oleh temannya. Ternyata temannya mengetahui kejadian hari itu dan mencoba untuk memeras Adi dengan cara meminta traktir. Karena ketakutan, Adi pun tidak bisa menolak untuk menuruti keinginan temannnya itu. Beberapa hari diperlakukan seperti itu, Adi pun tidak tahan. Tapi untuk bilang ke pemilik ayam pun dia tidak berani.
Suatu hari Adi membolos sekolah dan memberanikan diri untuk pergi ke pemilik ayam dan mengakui apa yang telah dia lakukan, karena rasa bersalah itu semakin besar dan dia juga capek karena diperas terus oleh temannya. Di depan rumah pemilik ayam, dia mengetuk pintu. Ketika pintu dibuka, keluarlah pemilik ayam itu. "Ya nak, ada apa? Kok kamu tidak sekolah?" tanya pemilik ayam. "Tidak pak, saya mau ngomong soal ayam bapak". "Kenapa sama ayamnya bapak?" tanya pemilik ayam lagi. "Saya membunuh salah satu anak ayam bapak beberapa hari kemarin. Saya mau minta maaf pak karena sudah membunuh anak ayam bapak". Bapak pemilik ayam tersebut termenung cukup lama. Kemudian dia menjawab "Hmm, sebenarnya harga anak ayam tersebut cukup mahal, karena itu anak ayam bekisar yang cukup langka. Tapi bapak salut dengan keberanian kamu untuk mengakui kesalahan kamu. Jadi, bapak sudah melupakan kesalahan kamu itu. Kamu tidak perlu lagi menanggung masalah itu. Hanya saja, ketika bapak sudah memaafkan kamu, bukan berarti kamu boleh melakukan hal itu lagi. Mengerti kamu?". Adi pun menjawab, "Iya pak, saya mengerti". Setelah mengungkapkan hal itu, Adi menjadi lega dan dia tidak mempunyai beban lagi. Dia pun tidak takut kepada temannya yang mencoba memerasnya lagi.
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Sebuah Komunitas
Sebuah komunitas kadang bisa lebih dari sekadar komunitas.
Kadang bisa juga sebuah komunitas itu menjadi sebuah keluarga.
Ini adalah contoh kecil sebuah komunitas yang lebih dari hanya sebuah komunitas, tapi ini adalah sebuah komunitas yang telah menjelma menjadi sebuah keluarga...
Kami adalah keluarga, yang dipertemukan oleh Tuhan dengan caranya yang ajaib. Kami awalnya tidak saling mengenal, tapi Tuhan telah mempertemukan kami untuk menjadi sebuah keluarga. Inilah komunitas gereja rumah Malang yang telah menjadi lebih dari sebuah komunitas, yaitu keluarga.
Satu hal yang bisa saya sampaikan, saya bangga menjadi bagian dari keluarga ini.
Langganan:
Postingan (Atom)