Transform This Blog Into Your Language

Minggu, 30 November 2014

Bentuk Lain Rasa Sayang

Tanggal 23 Oktober 2014, saya mengalami sebuah musibah (kalau boleh dibilang seperti itu) dalam pekerjaan saya. Saya adalah seorang teller di sebuah bank swasta di negara ini. Sebagai seorang teller bank, pekerjaan saya pasti berhubungan langsung dengan uang, uang, dan uang. Dan tentu saja, risiko dari pekerjaan ini adalah uang.

Pada hari itu, saya mengalami kejadian yang paling ditakutkan oleh mereka-mereka yang bekerja di bidang ini. Yapp, saya mengalami selisih antara uang yang saya terima dengan nominal uang yang tertera pada pembukuan di komputer saya. Jumlah selisihnya tidak main-main, 1 juta rupiah!!! Dan sore itu juga saya harus mengganti uang selisih tersebut, sedangkan saya hanya mempunyai uang 600 ribu di rekening saya. Dengan segala cara, akhirnya terkumpullah uang 1 juta rupiah untuk mengganti selisih tersebut. Kaget dan sempat shock juga sih saat itu. Tapi saya sadar bahwa memang ini risiko dari pekerjaan yang saya jalani. Every job has its own risk, isn't it?? Jadi hidup harus terus berjalan, hehe..

Setelah kejadian tersebut, saya mulai interogasi diri saya sendiri. Apa sebenarnya yang terjadi dengan diri saya sehingga saya sampai mengalami kejadian seperti ini? Karena tidak akan ada asap kalau tidak ada apinya, tidak akan ada akibat kalau tidak ada sebabnya. Setelah sempat merenung, saya menemukan beberapa sebabnya, antara lain:
1. Saya kurang teliti dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan ini
2. Tuhan masih sayang dengan saya

Alasan pertama masih bisa diterima dengan akal sehat, karena memang pekerjaan saya menuntut konsentrasi tinggi dan kewaspadaan yang ekstra. Bagaimana dengan alasan kedua? Jika Tuhan sayang dengan saya, mengapa saya sampai harus mengalami musibah seperti itu? Dimana perlindunganNya untuk orang-orang yang disayanginya?

Mari kita flasback sebentar ke kejadian yang terjadi sekitar seminggu sebelumnya. Sekitar seminggu sebelum terjadinya hal tersebut, saya sempat membeli pulsa di sebuah counter pulsa yang berada di dekat rumah saya. Ketika saya membayar pulsa tersebut, ada uang kembalian yang diberikan oleh si penjual. Dan setelah saya hitung ulang, ada kelebihan pada uang kembalian yang saya terima. Pada saat itu juga saya buru-buru meninggalkan counter pulsa tersebut tanpa mengembalikan kelebihan uang yang saya terima. Berapa kelebihan uang yang saya terima? Mungkin sekitar 5ribu rupiah, atau bahkan kurang.

Dari cerita itu mungkin teman-teman baru klik, nyambung, antara musibah yang menimpa saya dengan flashback yang saya ceritakan diatas. Yapp, beberapa orang menyebutnya karma. Tetapi bagi saya, itu sebuah bentuk lain dari rasa sayang Tuhan kepada saya. Lho, kalau memang Tuhan sayang, kan seharusnya Dia memberikan peringatan dulu, bukannya langsung memberikan hukuman begitu kan? He did! Tuhan sudah memberikan peringatan kepada saya berupa adanya uang palsu pada bundle uang 100ribu yang saya terima saat saya bertugas di salah satu kantor cabang pembantu. Seharusnya dari hal itu saya sadar akan kesalahan saya, dan segera meminta maaf kepada penjual pulsa tersebut. Tetapi hal itu tidak saya lakukan karena saya berpikir bahwa itu mungkin saja memang karena kelalaian saya. Hingga akhirnya terjadilah hal tersebut, dimana saya harus mengganti uang selisih sebesar 1juta rupiah.

Ga adil banget rasanya, hanya karena uang 5ribu saya harus mengganti sebesar 1,1juta rupiah. Tapi dibalik itu semua, saya bersyukur, karena saya tahu Tuhan masih sayang dengan saya. Tuhan tidak mau saya berjalan terlalu jauh dari jalanNy. Seperti seorang pengendara kuda yang selalu mengarahkan kudanya untuk berjalan seperti apa yang dia mau, begitulah Tuhan seperti apa yang saya rasakan. Ketika saya melenceng seikit, Dia menegur dengan pelan. Tapi ketika saya tetap melenceng dan masih belum mau kembali ke jalan yang diinginkanNya, mau tidak mau Dia harus menegur dengan keras, bahkan dengan sebuah pukulan, agar saya segera kembali ke jalan yang ditentukanNya.

Singkatnya, saya segera kembali ke counter pulsa tersebut. Dengan modus membeli pulsa, saya bayar lebih ke penjual tersebut. Saat akan memberikan uang kembalian, saya menolak dan mengatakan bahwa kembalian terakhir yang saya terima sebelumnya kelebihan. Sejak saat itu, sampai saat ini, ketika saya melaksanakan tugas saya sebagai seorang teller, hampir tidam ada masalah yang berarti.

Apakah itu karma? Apakah sebuah hukuman? Bagi saya, saya lebih suka menyebutnya sebagai bentuk lain dari rasa sayang Tuhan kepada saya.. Ada beberapa ayat Alkitab yang menguatkan saya akan pernyataan saya diatas.

Wahyu 3:19  Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Amsal 3:11-12  Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Ibrani 12:5-7  Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

Rabu, 19 November 2014

Peranan

Pernah bermain video game dan pernah mengenal jenis permainan RPG (Role Playing Game)? RPG adalah game yang menuntut kita untuk bisa memainkan peranan dari karakter yang kita pilih untuk dimainkan. Biasanya ada karakter yang memiliki peran sebagai penyerang karena memiliki attack point yang tinggi, ada yang memiliki peran sebagai tameng karena memiliki life point yang tinggi, dsb.

Di dalam jenis permainan MMORPG (RPG versi online), peranan dari karakter yang kita mainkan akan lebih terasa karena kita harus memainkan satu jenis peranan tersebut dari awal kita bermain hingga berakhirnya permainan. Di sisi lain, kita juga akan bergabung dengan pemain lain yang berbeda peranan dan akan membentuk suatu guild (perkumpulan) yang akan bersama-sama melakukan berbagai job yang telah tersedia. Sehingga pemain dituntut untuk dapat memerankan karakternya sebaik mungkin. Dari sekian banyak MMORPG yang pernah saya mainkan, banyak pemain yang memilih untuk menggunakan karakter dengan tipe menyerang dan bertahan, dan sangat sedikit sekali yang memilih untuk menggunakan karakter dengan tipe healer (penyembuh). Entah kenapa, banyak pemain yang meremehkan tipe karakter ini.

Peranan seorang healer (penyembuh) dalam sebuah guild amat sangat krusial karena dia yang akan mengisi life point (LP) anggota guild yang lain saat LP mereka berkurang di dalam pertempuran. Bisa dibayangkan apa jadinya seluruh anggota guild apabila mereka kehabisan LP saat mereka tengah dalam pertempuran. Guild tersebut akan kalah dan tidak akan bisa melanjutkan permainan atau guild point mereka akan berkurang akibat kekalahan tersebut.

Sebuah peran yang kecil, bisa saja menjadi suatu kunci untuk terjadinya sesuatu yang besar.

Hal inipun terjadi di dalam Alkitab. Di dalam kisah Naaman

2 Raja-raja 5:2-3  Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."

Dalam kisah Naaman yang sakit kusta itu, dia tidak akan pernah berjumpa dengan Elisa, dia tidak akan sembuh, dia tidak akan mengenal Tuhan Allah Israel, jika gadis budak yang dari Israel itu tidak pernah menyampaikan ke Naaman bahwa di Israel ada nabi Allah yang bisa membantunya untuk memperoleh kesembuhan dari kustanya. Apa peranan gadis itu di kisah ini? Budak. Dia adalah budak tawanan. Tetapi dia melakukan peranannya sebagai budak dengan baik, dengan maksimal. Dia sangat disayang oleh keluarga Naaman. Bagaimana saya bisa tahu, kan di ayat itu tidak dijelaskan? Simple. Budak yang tidak dekat dengan majikannya tidak akan berani membuka obrolan dengan majikannya. Apalagi memberikan pendapat tanpa diminta. Di ayat tersebut, gadis budak tersebut memberikan pendapat kepada istri Naaman tanpa diminta. Kalau bukan budak yang disayang, gadis tersebut pasti akan mendapatkan hukuman karena dianggap lancang.

Peranan kecil -> dilakukan dengan maksimal -> dampak yang terjadi besar.

Apa perananmu dalam keluarga? Apa perananmu di tempat kerjamu? Di komunitasmu? Di lingkunganmu? Di sekolah? Apakah perananmu kecil atau besar?

Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya perananmu, lakukan itu dengan sepenuh hati, dengan maksimal. Yakinlah suatu saat akan ada dampak besar yang terjadi dari kesungguhanmu melakukan perananmu itu.

Rabu, 26 Februari 2014

Sedikit Share Pengalaman Fotografi

Heloo, kembali lagi dengan saya Agil selaku pengelola blog ini (ya iyalah, mau siapa lagi coba??). Kali ini saya ga akan banyak bercerita, ga akan banyak ngomong, dan ga akan banyak ngetik (karena itu capek, hahahaha). Saya hanya ingin berbagi hasil jepretan saya dengan kameran pinjaman yang berhasil saya pinjam untuk jangka waktu yang lama. Ga usah banyak ngobrol lagi, silahkan pembaca nikmatin foto-foto berikut.

FYI, mungkin nanti akan ada beberapa foto saya yang tidak saya jepret dengan kamera pinjaman, tetapi saya jepret dengan kamera HP saya yang saya banggakan ini. Cekidot..

Splendid Inn Kota Malang
 
Bundaran UB
 
Malam di Gubernur Suryo










Rabu, 05 Februari 2014

Rancangan-Mu Bukanlah Rancanganku

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, 
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, 
demikianlah firman TUHAN."
(Yesaya 55:8)

Well, setelah sekian lama saya vakum dari dunia curhat via blog, lebih kurang 6 bulan, sekarang saya datang lagi untuk bercerita tentang suatu fase dalam kehidupan saya yang saya sebut BEKERJA!!! Yeahhh kawan-kawan, saya sudah bekerja sekarang!! Hehehehe.. Saya diterima bekerja di suatu perusahaan multifinance yang cukup besar di Indonesia (untuk selanjutnya kita sebut sebagai perusahaan A aja ya, ga enak kalo nyebutin nama perusahaannya, ntar dikira promosi, hehe). Yahh, meskipun status saya masih sebagai karyawan OJT (On Job Training) sih. Tapi meskipun hanya sebagai karyawan OJT, saya bersyukur saya masih diberikan kesempatan untuk belajar bekerja.

Saya diterima di perusahaan A di jalur MT (Management Trainee), dimana melalui program ini saya sedang dipersiapkan untuk menjadi salah satu officer di perusahaan ini. Dan tahukah kawan-kawan, saya diterima untuk MT Marketing!!! Man, can you imagine that??!!! Marketing cuy!!! Suatu pekerjaan yang (awalnya) amat sangat tidak saya sukai!!! Saya ga pernah bermimpi untuk jadi seorang marketing. Dalam pikiran saya (waktu itu) haram hukumnya untuk menjadi seorang marketing. Saya berpikir bahwa marketing itu adalah seorang penipu, karena pekerjaan utama seorang marketing adalah untuk meyakinkan konsumennya untuk menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaannya, dan beragam cara mereka lakukan untuk mencapai targetnya. Yang paling saya benci adalah ketika marketing tersebut hanya memberitahukan kebaikan produk yang ditawarkannya tanpa pernah mau memberitahukan kelemahannya (Ya iyalah, namanya juga marketing.. Gile lu ndroo..)

Tapi, mau gimana juga, mau sebenci apa saya dengan marketing, itu adalah pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada saya untuk saya kerjakan. Dan ga mudah bagi saya untuk menemukan kecintaan saya terhadap pekerjaan saya ini. Butuh waktu lebih dari 2 bulan bagi saya untuk menemukan kecintaan saya terhadap pekerjaan ini, dan pada bulan ke3 OJT saya (fyi, OJT saya seharusnya cuma 2 bulan dengan perpanjangan satu bulan untuk yang belum memenuhi target minimun achievement) saya mulai bisa menemukan passion saya terhadap pekerjaan marketing ini. Dan itu berarti bahwa masa OJT saya hampir berakhir saat saya menemukan passion saya ini.. #Whewww

Oke skip langsung ke bagian di akhir masa OJT saya, dimana saya belum memenuhi target mobil saya. Dan dari kantor pusat pun telah menentukan bahwa, achieve ataupun tidak, saya tetap harus melakukan presentasi. Dan tibalah saat saya harus presentasi. Di presentasi pertama ini saya benar-benar babak belur dicerca pertanyaan-pertanyaan oleh para Kepala Unit dan juga Pimpinan Cabang tempat saya melakukan OJT. Saya benar-benar kehabisan kata-kata ketika dicerca dengan pertanyaan-pertanyaan tentang SK (Surat Ketentuan) dan policy di unit saya yang berhubungan dengan unit yang lain, karena memang selama 3 bulan saya melaksanakan OJT disana, saya lebih berfokus untuk belajar bagaimana caranya berjualan (jika kawan-kawan ingat di awal cerita bahwa saya amat sangat membenci marketing pasti kawan-kawan akan paham), sehingga saya sama sekali tidak berpikir untuk mempelajari tentang SK yang berlaku. Alhasil saya pun jadi bulan-bulanan para Kepala Unit dan juga Pimpinan Cabang saya.

Sehari setelah presentasi saya yang acak adul tersebut, saya diminta oleh Pimpinan Cabang untuk belajar di unit yang lain, kira-kira apa saja dari mereka yang perlu saya ketahui yang berhubungan dengan unit saya. Dan dengan malas-malasan pun saya mulai untuk belajar lagi di unit-unit yang lain, karena saat itu pikiran saya adalah saya sudah pasti akan keluar setelah saya belum mampu untuk mencapai target yang ditentukan selama OJT ini. Tapi perkiraan saya salah. Karena ternyata masa OJT saya diperpanjang untuk lagi sampai dengan akhir bulan Januari 2014, dan saya masih diberikan kesempatan satu kali lagi untuk mencapai target yang ditetapkan kepada saya. Masa perpanjangan itu saya gunakan sebaik mungkin untuk meraih target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga untuk belajar tentang hubungan unit lain dengan unit saya.

Tapi ternyata masa perpanjangan OJT yang saya dapatkan sampai dengan akhir Januari pun tidak bisa saya maksimalkan dengan baik karena saya masih belum juga bisa mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Disini saya mulai waswas dan mulai pesimis apakah saya akan mampu untuk melanjutkan pekerjaan saya di perusahaan ini. Namun ayat Alkitab diatas yang saya sebutkan sebelum saya memulai cerita ini menjawab semuanya itu. Rancangan saya yang saya pikir baik buat saya belum tentu baik juga menurut rancangan Tuhan. Bahkan bisa jadi rancangan Tuhan jauh lebih baik dari apa yang saya rancangkan. Yang perlu saya lakukan saat ini adalah melakukan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab saya sebaik mungkin dan sepenuh hati. Hasil akhir saya kembalikan lagi kepada Tuhan. Tugas saya adalah melakukan tanggung jawab saya.

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
(Lukas 16:10)