Transform This Blog Into Your Language

Sabtu, 11 September 2010

Saya Yang Melakukannya

Suatu hari ada seorang anak, panggil saja namanya Adi, yang sedang bermain ketapel. Dia mencoba untuk menembak buah mangga yang masih menggantung di atas pohon. Cukup lama dia mencoba untuk menjatuhkan buah mangga itu dengan ketapelnya, tapi dia selalu meleset. Dia kesal karena tembakannnya tidak ada yang tepat mengenai sasaran. Kemudian dia mengarahkan ketapelnya ke kandang ayam yang tidak jauh dari pohon mangga tersebut dan melepaskan tembakan. Ternyata tembakan tersebut tepat mengenai kepala seekor anak ayam yang sedang terpisah dari induknya. Anak ayam itupun mati seketika. Adi sangat ketakutan. Dia takut jika pemilik kandang ayam tersebut akan marah kepadanya. Dia pun mencoba untuk menghilangkan jejaknya dengan cara menimbun anak ayam itu dengan dedaunan. Setelah dia yakin tidak ada yang mengetahuinya, dia pergi meninggalkan anak ayam yang mati tersebut. Sejak kejadian tersebut, dia merasa bersalah dan hatinya tidak tenang.

Esok hari ketika istirahat sekolah, Adi pergi ke kantin sekolah. Di kantin, pundaknya ditepuk oleh temannya. Ternyata temannya mengetahui kejadian hari itu dan mencoba untuk memeras Adi dengan cara meminta traktir. Karena ketakutan, Adi pun tidak bisa menolak untuk menuruti keinginan temannnya itu. Beberapa hari diperlakukan seperti itu, Adi pun tidak tahan. Tapi untuk bilang ke pemilik ayam pun dia tidak berani.

Suatu hari Adi membolos sekolah dan memberanikan diri untuk pergi ke pemilik ayam dan mengakui apa yang telah dia lakukan, karena rasa bersalah itu semakin besar dan dia juga capek karena diperas terus oleh temannya. Di depan rumah pemilik ayam, dia mengetuk pintu. Ketika pintu dibuka, keluarlah pemilik ayam itu. "Ya nak, ada apa? Kok kamu tidak sekolah?" tanya pemilik ayam. "Tidak pak, saya mau ngomong soal ayam bapak". "Kenapa sama ayamnya bapak?" tanya pemilik ayam lagi. "Saya membunuh salah satu anak ayam bapak beberapa hari kemarin. Saya mau minta maaf pak karena sudah membunuh anak ayam bapak". Bapak pemilik ayam tersebut termenung cukup lama. Kemudian dia menjawab "Hmm, sebenarnya harga anak ayam tersebut cukup mahal, karena itu anak ayam bekisar yang cukup langka. Tapi bapak salut dengan keberanian kamu untuk mengakui kesalahan kamu. Jadi, bapak sudah melupakan kesalahan kamu itu. Kamu tidak perlu lagi menanggung masalah itu. Hanya saja, ketika bapak sudah memaafkan kamu, bukan berarti kamu boleh melakukan hal itu lagi. Mengerti kamu?". Adi pun menjawab, "Iya pak, saya mengerti". Setelah mengungkapkan hal itu, Adi menjadi lega dan dia tidak mempunyai beban lagi. Dia pun tidak takut kepada temannya yang mencoba memerasnya lagi.

1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar