Aku ingat bagaimana caramu menyapa..
Aku ingat bagaimana caramu tertawa..
Aku ingat bagaimana caramu menunjukkan dunia..
Meskipun kita sudah lama tak berjumpa..
Wajahmu bersih tanpa noda dan cela..
Suaramu semerdu nyanyian dari surga..
Kedamaian menyapa setiap kali kau tawarkan telinga..
Itulah kenapa setiap bersamamu tak pernah ku merasa hampa..
Bersamamu aku bisa menghadapi dunia..
Kamu selalu disana dan menjadi saksinya..
Dari saat mimpiku hanya sebatas wacana..
Sampai saat perlahan-lahan aku mampu menggapainya..
Aku ingat saat mata kita berteguran..
Senyum ramahmu menyuguhkan kenyamanan..
Dan senyum itu menciptakan keyakinan..
Kamu dan aku memang akan berjalan beriringan..
Dari kamu aku belajar keberanian..
Bersamamu aku berani membuat keputusan..
Karena kamu aku belajar mengalahkan keangkuhan..
Dan demi kamu juga aku berani melakukan pengorbanan..
Aku ingat saat-saat kita bersama dulu..
Berjalan-jalan keliling kota sambil ku memegang tangan kirimu..
Sampai tak terasa kita sudah jalan hingga jam sepuluh..
Itu semua tak akan pernah hilang dari ingatanku..
Aku ingat saat pertama memeluk kamu..
Sengaja aku lama-lama memelukmu..
Seakan aku bisa mengangkat aroma bebanmu disitu..
Saat itu lah aku merasa menjadi pria berguna bagimu..
Tapi aku sadar, hidup ini mungkin terlalu panjang untuk cerita cinta kita..
Aku sadar, masa lalu biarlah menjadi nostalgia..
Sekalipun sebenarnya aku amat sangat ingin bersamamu selamanya..
Adakah waktu untuk kita memulai segala sesuatunya dari semula?
Awalnya aku mengira jaraklah yang patut dipersalahkan..
Tapi sekarang aku mengerti, kitalah yang layak dipertanyakan..
Mungkinkah cinta ini hanya sekedar selingan?
Atau cinta ini layak dibawa hingga akhir kehidupan?
Aku percaya jarak tak pernah salah..
Aku percaya jarak tak mampu membuat cinta ini lemah, bahkan musnah..
Aku percaya jarak tak pernah jahat..
Aku percaya, justru jarak yang mendidik kita menjadi pasangan yang hebat..
Tapi tampaknya kini kau menyerah..
Dan akupun tak bisa melawan atau menebar amarah..
Karena kisah ini diawali dengan indah..
Aku tak ingin semuanya diakhiri dengan rasa gelisah..
Selalu ku berharap untuk dirimu..
Membangun lagi kisah kita dari awal, antara aku dan kamu..
Aku tak pernah berhenti bertanya kepada Tuhan seperti ini..
Akankah ada waktu untuk kami membangun kisah ini dari awal lagi?
I remember when you asked me to write something about our story. And so sorry that I just do it right now. At least I have done what
I've promised. Thank you for the memories, Patricia Diella Budiarto..
I wish that we can continue our story..